Resesi ekonomi menjadi ancaman global tahun depan. Negara-negara, termasuk Indonesia, sudah mulai mewaspadai ancaman ini.
Menurut perencana keuangan dari Finante.id, Tommy Hilman, Indonesia juga mengalami resesi pada 2020 akibat dampak serangan COVID-19.
“Pada tahun 2020, Indonesia juga mengalami resesi akibat COVID-19. Nilai PDB negatif selama dua kuartal berturut-turut,” kata Tommy seperti dikutip dari HaiBunda, Jumat (28/10/2022).
Resesi berdampak pada melambatnya perdagangan, lesunya bisnis, meningkatnya pengangguran, kenaikan harga, dan penurunan daya beli masyarakat. Di sisi lain, kata Tommy, ancaman resesi bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk mendorong kewaspadaan.
“Bukan untuk menakut-nakuti kami, tetapi kami perlu waspada dan berhati-hati dengan kondisi keuangan pribadi. Kita perlu tetap optimis, buktinya Indonesia masih bertahan hingga resesi tahun 1998, 2008, dan 2020,” jelas Tommy.
Sebagai informasi, berikut adalah beberapa kemungkinan dampak resesi:
Kenaikan harga barang
Resesi keuangan diketahui mempengaruhi harga jual, akibatnya pengeluaran rumah tangga juga bisa meningkat, sedangkan pendapatan belum tentu meningkat. “Akibatnya, pengeluaran rumah tangga juga akan meningkat, sedangkan pendapatan belum tentu meningkat,” kata Tommy.
Pendapatan berkurang
Jika Indonesia mengalami resesi global, kemungkinan besar pendapatan sebagian besar pekerja akan berkurang, bahkan hingga PHK besar-besaran. “Pendapatan bisa dikurangi karena ada penyesuaian,” kata Tommy.
Bisnis terganggu
Bisnis atau bisnis yang Anda jalankan mungkin juga akan terganggu oleh resesi keuangan ini. Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat menurun dan menyebabkan keuntungan usaha menjadi lebih kecil.
Risiko investasi tinggi
Tommy juga menyarankan ibu-ibu yang berinvestasi akan mengalami risiko investasi yang tinggi.
“https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6375563/4-dampak-resesi-ekonomi-dan-jurus-buat-menghadapinya.”